Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ
الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” [An-Nûr: 19]
Ayat ini adalah peringatan terhadap fenomena yang terjadi pada banyak manusia di masa ini, mereka yang mendengar suatu ucapan yang keji atau melihat perbuatan maksiat kemudian menyebarkannya di tengah manusia dalam bentuk berita, rekaman, video, gambar dan selainnya. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam juga telah mengingatkan bahayanya dalam sabda beliau yang agung,“…Dan sungguh seorang lelaki di antara kalian berbicara dengan sebuah kalimat berupa kemurkaan Allah -tidak pernah dia menyangka akan tersebar sedemikian rupa- maka, lantaran (kalimat itu), Allah menulis kemurkaan baginya hingga hari saat dia menghadap kepada-Nya.” [Diriwayatkan oleh Imam Malik, Ahmad, At-Tirmidzy, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al-Hakim, dan selainnya dari Bilâl bin Harits Al-Muzany radhiyallâhu ‘anhu. Baca Ash-Shahîhah no. 888]
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “…Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat dari hal yang dimurkai Allah, dia tidak menganggapnya (berbahaya) ternyata Allah memasukkannya ke dalam neraka karenanya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu]
Demikianlah prahara sebuah kalimat yang menyebabkan petaka terhadap orang yang menyebarkanya. Di masa ini, suatu kalimat yang keji dalam bentuk tulisan maupun ucapan sangat mudah untuk tersebar ke seluruh dunia dan kadang dianggap sebagai perkara yang biasa dan infotainment. Bahkan, kekejian yang disebarkan kadang dalam bentuk perbuatan yang terekam dalam video dan semisalnya.
Pada ulama telah bersepakat bahwa pelaku bid’ah adalah lebih berbahaya daripada pelaku maksiat yang memperturutkan syahwat. [Majmu’ Al-Fatawa 20/103]
Maka, ancaman dalam ayat dan hadits di atas juga mencakup penyebaran bid’ah, khurafat, dan ilmu yang tidak jelas sumbernya, anjuran beramal dengan hal yang tidak memiliki dalil dalam agama.
Jagalah diri anda dari kegemaran buruk di atas, dan juga ingat firman Allah, “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” [Al-Ahzâb: 58]
Sumber : http://dzulqarnain.net/kegemaran-membawa-petaka.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar