Siapa yang tidak pernah belajar? Sejak dilahirkan, kita tak
pernah berhenti belajar. Belajar menelungkup, belajar merangkak, belajar
berjalan, belajar bicara, belajar membaca, dan seterusnya. Rasa ingin
tahu yang sangat besar membuat anak kecil mudah belajar dan meningkatkan
pengetahuannya.
Namun ternyata proses belajar tidak selalu mulus. Mari kita ambil contoh “belajar membaca”. Dari kecil kita belajar membaca. Setelah bisa membaca dengan baik, ternyata kemudian kita jarang membaca lagi. Jarang memanfaatkan kemampuan membaca yang dipelajari sejak kecil. Sayang sekali.
Mengapa kita jadi kurang membaca? Mungkinkah ada penghambat? Penghambat terbesar adalah dari diri sendiri.
1. Merasa tidak mampu
Seiring dengan perkembangan teknologi, ternyata anak kecil lebih mudah belajar mengoperasikan telepon genggam ataupun komputer dibanding orang dewasa. Beberapa orang dewasa berpendapat bahwa mereka tidak mengerti. Belum mulai mempelajari fitur telepon genggam, mereka sudah merasa sulit. Merasa gaptek. Merasa sulit untuk belajar, padahal belum dicoba. Atau baru mulai mencoba lalu merasa sulit, lalu menyerah dan tidak mau mencoba lagi. Rasa malas mulai muncul.
2. Malas
Seringkali kita beralasan tidak memiliki waktu untuk belajar sesuatu. Mari kita coba pikirkan. Apakah kita benar-benar tidak memiliki waktu atau sebenarnya hanya malas saja? Berapa lama waktu untuk belajar bahasa Inggris yang ideal tiap hari? Jika kita bisa makan di restoran selama satu jam, atau mengobrol selama setengah jam di telepon, apakah kita tidak punya waktu untuk belajar sesuatu? Jika kita bisa punya waktu untuk main game di telepon genggam, apakah kita tidak punya waktu untuk belajar?
Mengapa kita malas? Karena kita merasa hal itu tidak penting. Tidak perlu dipelajari. Untuk apa belajar? Bisa tanya orang lain saja. Atau bisa menyuruh orang lain melakukannya.
Cara cepat mengatasi masalah malas
1. Buat target pribadi
Mengapa kita bisa sampai ke kantor tiap hari? Karena ketika keluar rumah, kita bertujuan ke kantor. Maka kita sampai kantor. Seandainya, waktu keluar rumah, kita tidak punya tujuan, kira-kira sampai dimana kita? Dimana saja. Mungkin tersesat di daerah lain, mungkin sampai di pasar, mungkin juga sampai di terminal, bisa dimana saja.
Setelah memiliki tujuan untuk ke kantor, apa yang akan kita lakukan? Ingin menyelesaikan laporan, rapat, dan sebagainya. Maka semua akan kita lakukan. Seandainya kita sampai di kantor tanpa punya tujuan apa-apa, apa yang terjadi? Mau bikin laporan, ah besok saja. Mau rapat juga tidak punya tujuan rapat untuk apa. Lalu bagaimana? Kita tidak akan mencapai apa-apa.
Tentukan target pribadi. Bisa jangka panjang, bisa bulanan, bisa tahunan, bisa beberapa tahun. Misalnya kita ingin membaca buku. Tentukan buku apa yang akan dibaca dan kapan membeli buku tersebut. Satu buku setiap bulan?
2. Buat target harian
Jika kita ingin membaca sebuah buku bagus dengan tebal 100 halaman, mungkin kita akan merasa berat. Tapi jika kita hanya membaca 3 halaman setiap hari, maka tidak akan terasa berat. Jika setiap hari kita membaca 3 halaman, dan di hari libur membaca 4 halaman saja, maka dalam sebulan kita sudah selesai membaca satu buku yang terdiri dari 100 halaman. Dalam setahun, kita sudah membaca 12 buku!
Setahun kemudian, tanpa terasa wawasan dan pengetahuan kita sudah bertambah 12 buku dibanding orang yang tidak membaca sama sekali. Hanya dengan membaca 3 halaman tiap hari.
Anda ingin bisa berbahasa Inggris? Beli buku bahasa Inggris. Belajarlah 1 halaman setiap hari. Atau 2 halaman setiap hari. Berarti berapa halaman sebulan? Berapa halaman dalam setahun? Berapa besar pengetahuan dan kemampuan kita meningkat hanya dengan belajar 1 halaman tiap hari? Tidak sulit kan? Hanya 1 atau 2 halaman setiap hari. Bisa dilakukan ketika di jalan menuju kantor, ketika makan pagi atau makan siang, selesai mandi, atau kapan saja.
3. Buat proses belajar menjadi menyenangkan
Buatlah kegiatan membaca menjadi menyenangkan. Misalnya ketika memilih buku yang akan dibaca, pilihlah buku yang disukai. Bagi yang senang membaca buku politik, belilah buku politik. Bagi yang lebih senang membaca komik, belilah komik. Maka otomatis proses belajar akan berjalan lebih mulus.
Bagaimana jika kita harus mempelajari hal yang tidak disukai? Cara termudah adalah dengan melihat hasilnya nanti. Seandainya ada orang yang akan dipindahkan ke divisi lain dan dia harus belajar ilmu baru yang tidak disukai, maka tujuannya adalah demi karier. Jika belajar, pasti pekerjaan lebih lancar. Jika lancar, pasti prestasi meningkat. Intinya, tetaplah cari hal-hal yang menyenangkan yang akan meningkatkan semangat dan motivasi kita untuk belajar. Apa saja.
Mari kita belajar! Belajar apa? Apa saja yang positif! We can do it! You can do it!
_______________
Lisa Nuryanti adalah Super Mindset Motivator dan Professional Development Consultant. Dapatkan tulisannya secara rutin di majalah motivasi LuarBiasa
Namun ternyata proses belajar tidak selalu mulus. Mari kita ambil contoh “belajar membaca”. Dari kecil kita belajar membaca. Setelah bisa membaca dengan baik, ternyata kemudian kita jarang membaca lagi. Jarang memanfaatkan kemampuan membaca yang dipelajari sejak kecil. Sayang sekali.
Mengapa kita jadi kurang membaca? Mungkinkah ada penghambat? Penghambat terbesar adalah dari diri sendiri.
1. Merasa tidak mampu
Seiring dengan perkembangan teknologi, ternyata anak kecil lebih mudah belajar mengoperasikan telepon genggam ataupun komputer dibanding orang dewasa. Beberapa orang dewasa berpendapat bahwa mereka tidak mengerti. Belum mulai mempelajari fitur telepon genggam, mereka sudah merasa sulit. Merasa gaptek. Merasa sulit untuk belajar, padahal belum dicoba. Atau baru mulai mencoba lalu merasa sulit, lalu menyerah dan tidak mau mencoba lagi. Rasa malas mulai muncul.
2. Malas
Seringkali kita beralasan tidak memiliki waktu untuk belajar sesuatu. Mari kita coba pikirkan. Apakah kita benar-benar tidak memiliki waktu atau sebenarnya hanya malas saja? Berapa lama waktu untuk belajar bahasa Inggris yang ideal tiap hari? Jika kita bisa makan di restoran selama satu jam, atau mengobrol selama setengah jam di telepon, apakah kita tidak punya waktu untuk belajar sesuatu? Jika kita bisa punya waktu untuk main game di telepon genggam, apakah kita tidak punya waktu untuk belajar?
Mengapa kita malas? Karena kita merasa hal itu tidak penting. Tidak perlu dipelajari. Untuk apa belajar? Bisa tanya orang lain saja. Atau bisa menyuruh orang lain melakukannya.
Cara cepat mengatasi masalah malas
1. Buat target pribadi
Mengapa kita bisa sampai ke kantor tiap hari? Karena ketika keluar rumah, kita bertujuan ke kantor. Maka kita sampai kantor. Seandainya, waktu keluar rumah, kita tidak punya tujuan, kira-kira sampai dimana kita? Dimana saja. Mungkin tersesat di daerah lain, mungkin sampai di pasar, mungkin juga sampai di terminal, bisa dimana saja.
Setelah memiliki tujuan untuk ke kantor, apa yang akan kita lakukan? Ingin menyelesaikan laporan, rapat, dan sebagainya. Maka semua akan kita lakukan. Seandainya kita sampai di kantor tanpa punya tujuan apa-apa, apa yang terjadi? Mau bikin laporan, ah besok saja. Mau rapat juga tidak punya tujuan rapat untuk apa. Lalu bagaimana? Kita tidak akan mencapai apa-apa.
Tentukan target pribadi. Bisa jangka panjang, bisa bulanan, bisa tahunan, bisa beberapa tahun. Misalnya kita ingin membaca buku. Tentukan buku apa yang akan dibaca dan kapan membeli buku tersebut. Satu buku setiap bulan?
2. Buat target harian
Jika kita ingin membaca sebuah buku bagus dengan tebal 100 halaman, mungkin kita akan merasa berat. Tapi jika kita hanya membaca 3 halaman setiap hari, maka tidak akan terasa berat. Jika setiap hari kita membaca 3 halaman, dan di hari libur membaca 4 halaman saja, maka dalam sebulan kita sudah selesai membaca satu buku yang terdiri dari 100 halaman. Dalam setahun, kita sudah membaca 12 buku!
Setahun kemudian, tanpa terasa wawasan dan pengetahuan kita sudah bertambah 12 buku dibanding orang yang tidak membaca sama sekali. Hanya dengan membaca 3 halaman tiap hari.
Anda ingin bisa berbahasa Inggris? Beli buku bahasa Inggris. Belajarlah 1 halaman setiap hari. Atau 2 halaman setiap hari. Berarti berapa halaman sebulan? Berapa halaman dalam setahun? Berapa besar pengetahuan dan kemampuan kita meningkat hanya dengan belajar 1 halaman tiap hari? Tidak sulit kan? Hanya 1 atau 2 halaman setiap hari. Bisa dilakukan ketika di jalan menuju kantor, ketika makan pagi atau makan siang, selesai mandi, atau kapan saja.
3. Buat proses belajar menjadi menyenangkan
Buatlah kegiatan membaca menjadi menyenangkan. Misalnya ketika memilih buku yang akan dibaca, pilihlah buku yang disukai. Bagi yang senang membaca buku politik, belilah buku politik. Bagi yang lebih senang membaca komik, belilah komik. Maka otomatis proses belajar akan berjalan lebih mulus.
Bagaimana jika kita harus mempelajari hal yang tidak disukai? Cara termudah adalah dengan melihat hasilnya nanti. Seandainya ada orang yang akan dipindahkan ke divisi lain dan dia harus belajar ilmu baru yang tidak disukai, maka tujuannya adalah demi karier. Jika belajar, pasti pekerjaan lebih lancar. Jika lancar, pasti prestasi meningkat. Intinya, tetaplah cari hal-hal yang menyenangkan yang akan meningkatkan semangat dan motivasi kita untuk belajar. Apa saja.
Mari kita belajar! Belajar apa? Apa saja yang positif! We can do it! You can do it!
_______________
Lisa Nuryanti adalah Super Mindset Motivator dan Professional Development Consultant. Dapatkan tulisannya secara rutin di majalah motivasi LuarBiasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar